Feb 10, 2013

Misteri Lorong Waktu yang Misterius

Misteri peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu, dan yang membuat gempar adalah nasib mujur kemunculan kembali korban Kapal Laut Titanic yang masih hidup.



Seperti yang dilansir bimapedia , Dua orang korban musibah Kapal Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba muncul dalam keadaan masih hidup. Secara fisik mereka tidak berubah persis seperti semula. Teori lorong waktu telah menjawabnya.

Di antara kedua korban yang beruntung ini, yang satu adalah seorang penumpang wanita yang ditemukan pada tahun 1990, dan lainnya lagi adalah seorang kapten kapal Titanic yang ditemukan pada tahun 1991.

Kapten kapal Smith ditemukan pada tanggal 9 Agustus 1991, setahun setelah ditemukannya seorang korban yang beruntung bernama Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung es. Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal Titanic pada tanggal 15 April 1912.

Melalui identifikasi sidik jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, maka bisa dipastikan identitas Kapten Smith.Seorang lagi korban musibah Kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan es Samudera Atlantik Utara pada tanggal 24 September 1990.Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikitpun juga.

Dia ditemukan dan diselamatkan di atas gumpalan es 363 km barat daya Islandia. Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya.

Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu.Oleh karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misterius, maka hal ini sangat menarik perhatian orang banyak. Ilmuwan Amerika Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu.

Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut.

Pertama, obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya.

Kedua, lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.

Ketiga, terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.

Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.

Dalam ajaran Buddha terdapat satu bait penuturan: “Bagaikan sehari di kahyangan, tapi rasanya sudah ribuan tahun lamanya di bumi, tampaknya memiliki makna kebenaran yang sangat dalam.

10 Tempat Yang Belum Tersentuh Manusia di Dunia

Meskipun perangkap peradaban mengelilingi kita, ternyata masih ada beberapa bagian di bumi ini yang masih murni, nyaris tak tersentuh. Mulai dari lapisan es Antartika hingga hutan-hutan di Papua New Guinea. Berikut beberapa tempat terindah di planet ini.

1. Namibia

Namibia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk paling jarang di dunia. Nama salah satu negara Afrika bagian selatan ini diambil dari Gurun Namib, rumah bagi 2.500 ekor cheetah. Dengan bukit pasir raksasa, petroglif kuno, kawah dan air terjunnya, Namibia menjadi salah satu lanskap paling tak tersentuh di Afrika. Namibia juga menjadi salah satu negara yang mencantumkan hal-hal mengenai penjagaan kesehatan ekosistem dalam konstitusinya.

2. Galapagos

Meskipun perjalanan Darwin ke sejumlah pulau-pulau unik diikuti oleh wisatawan yang tak terhitung jumlahnya, Kepulauan Galapagos masih menjadi tempat yang murni. Kepulauan ini merupakan rumah bagi kura-kura raksasa, iguana, singa laut, pinguin, ikan paus dan ikan. Dihuni oleh 23.000 penduduk dan ratusan spesies endemis, kepulauan ini juga menjadi tempat pelestarian hayati laut selama lima puluh tahun.

3. Papua Nugini

Para ilmuwan percaya jika banyak spesies tanaman dan hewan yang belum ditemukan berada di sini. Eksploitasi sumber daya alam terhambat oleh medan yang kasar, sistem hukum dan tingginya biaya pengembangan infrastruktur. Karena semua masalah manusia, sebagian besar lanskap masih sulit untuk disentuh.

4. Seychelles


Seychelles memiliki persentase tanah konservasi terbesar dibandingkan negara-negara lain. Sekitar 50 persen dari keseluruhan wilayah negara kepulauan ini berada di bawah konservasi. Karena itu, Seychelles merupakan rumah bagi beberapa pantai yang luar biasa murni dan spesies seperti burung nasional, burung beo hitam Seychelles. Pengunjung yang sampai di sana relatif sedikit, terutama di sepanjang garis pantai “berbubuk” lembut yang membentang sejauh 305 mil (490 kilometer).

5. Bhutan
Sementara beberapa orang mungkin berpikir jika Tibet sebagai surga tercemar, sepupunya, Bhutan, justru jauh lebih bersih. Lebih dari 60 persen wilayah negara ditutupi hutan dan seperempat wilayah ditunjuk sebagai taman nasional atau kawasan lindung. Dikenal sebagai Tanah Naga Guntur, negara ini memiliki pegunungan terjal dan lembah-lembah sehingga tepat untuk dijadikan hotspot bagi keanekaragaman hayati.

6. Daintree National Park, Australia

Kadang-kadang sesuatu yang lebih tua, menjadi semakin tak tersentuh. Seperti Daintree National Park di Far North Queensland, Australia, yang berisi hutan hujan berusia 110 juta tahun―salah satu ekosistem tertua di bumi. Taman ini adalah rumah bagi ribuan jenis tumbuhan dan pohon yang berusia lebih dari 2.500 tahun.

7. Fiordland, Selandia Baru

Di ujung selatan pantai barat Selandia Baru, wilayah Fiordland masih liar, kasar dan nihil pembangunan. Dengan gunung tinggi yang jatuh ke dalam perairan berbatu gerigi, Fiordland belum pernah mempunyai penduduk permanen. Bahkan, orang-orang Maori hanya mengunjunginya hanya untuk sementara waktu guna berburu, memancing dan untuk mengumpulkan batu giok. Selain itu, arus udara bertiup lurus dari Antartika sehingga udara Fiordland merupakan salah satu yang terbersih di planet ini.

8. Kamcatka, Rusia

Semenanjung Kamcatka di Timur Jauh Rusia adalah tempat yang liar dan kosong dengan Samudera Pasifik di timur dan Laut Okhotsk di barat. Gunung berapi dan gletser membintiki semenanjung. Mega gempa bumi telah mengguncang semenanjung ini dalam lima dekade terakhir

9. Gurun Atacama, Chili

Atacama merupakan salah satu pemandangan aneh di dunia: padang pasir yang sama sekali tidak mendapatkan hujan. Cekungan garam, pasir dan lava menutupi sebagian besar dari kawasan yang memiliki luas 40.000 perusahaan mil persegi (103.600 km persegi) ini. Bahkan, NASA merancang tes Mars di sini. Tempat ini juga menjadi salah satu tempat terbaik di dunia untuk melakukan pengamatan astronomi. Di sana terdapat dua observatorium besar.

10. Antartika

Antartika adalah tempat yang benar-benar tak tersentuh. 96 persen dari benua ini ditutupi es, dengan ketebalan rata-rata lebih dari satu mil (1,6 km). Penguin, ikan paus, anjing laut dan burung laut menggunakan perairan di sekitar Antartika untuk mencari makanan.

World Of Warcraft, WoW Glowing Hand Armor